English Script Analysis (ESA)

 




Islamic Education Teacher Communication

Strategy in Increasing Students’ Learning Interest



This paper discusses the forms of academic communication of Islamic religious 

education teachers in Improving Student Learning Interest in Limua Dapurang Elementary School, Dapurang District, Pasangkayu Regency.

Tulisan ini mendiskusikan bentuk komunikasi akademis pendidik pendidikan agama islam dalam mengembangkan minat belajar siswa di Limua SD Kecamatan Dapurang, Kelurahan Pasangkayu. 


This study used a case study approach. Data collection techniques in this study using observation, interviews and documentation. 

Kajian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan datanya dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi.


Data analysis techniques through data reduction analysis, data presentation and data verification that ends with checking the validity of the data with the source triangulation method.

Teknik analisis datanya melalui analisis reduksi data, penyajian data dan verifikasi data yang selesai dengan mengecek validasi (keabsahan) data dengan sumber triangulation metode.

(Triangulasi merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan peneliti untuk menggali dan melakukan teknik pengolahan data kualitatif. Teknik triangulasi bisa diibaratkan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian).


The results showed that the forms of Academic communication of Islamic education teachers in increasing the learning interest of the students regarding interpersonal communication which includes approaching, giving advice, exemplary, and reward. 

Hasilnya telah menunjukan bahwa bentuk komunikasi guru PAI mampu meningkatkan minat belajar siswa mengenai komunikasi interpersonal (antar peribadi). Yang mencakup 

(1) pendekatan, pemberian nasihat, keteladanan dan penghargaan.


Second, group communication includes explaining the material gently, decisively and attractively, motivating and increasing the activeness of students and providing habituation. 

(2) komunikasi kelompok yang meliputi pendekatan dengan menjelaskan materi secara lembut, tegas dan menarik, memotivasi, meningkatkan aktivitas siswa dan mempersiapkan pembiasaan.


The results of increasing students' interest in learning caused students doing assignments diligently, hard studying, and increase student grades.

Hasil dari peningkatan minat siswa dalam belajar disebabkan mereka mengerjakan tugas-tugas dengan baik, belajar keras dan meningkatkan kemampuan mereka.


The supporting factors include the teacher's ability to communicate, a willingness of students to receive advice and the support of class teachers. While the inhibiting factors are the level of understanding and response power of students and the lack of support from parents.

Faktor pendukung termasuk kemampuan guru untuk berkomunikasi, kesediaan siswa untuk menerima saran dan dukungan dari guru kelas. Sedangkan faktor penghambat adalah tingkat pemahaman dan daya respon siswa serta kurangnya dukungan dari orang tua.

One of the things that dominantly affects the interest of students is the ability of teachers to communicate. 


The success of the teacher in delivering the material really depends on the smooth interaction of the communication between the teacher and the students. The lack of fluency in communication has an impact on the messages conveyed by the teacher.

Hal yang paling mendominasi dalam mempengaruhi daya minat siswa adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi. Guru sukses menyampaikan materi pembelajaran sebetulnya tergantung dengan lancarnya interaksi dalam komunikasi antara pendidik dan siswanya. Kurangnya komunikasi berdampak pada pesan yang disampaikan oleh guru tersebut. 


Through communication skills, the teacher can convey learning and increase students' interest in learning well because so far in the world of education, it often happens, the teacher always says the same words, without the teacher ignoring whether the child understands what he is conveying. in the learning process, sometimes even students have memorized what the teacher will say.

Melalui kemampuan berkomunikasi, guru mampu menyampaikan materi dan meningkatkan minat belajar siswa dengan baik. Karena jauh sekali di dunia ini masalah pendidikan , seringkali terjadi, guru selalu mengucapkan kata-kata yang sama, tanpa mengabaikan apakah anaknya mengerti apa yang disampaikan dalam PBM, kadang pula siswa mengingat apa yang akan guru sampaikan.


Roben said that communication is a behavioral activity or activity to convey messages or information about thoughts or feelings. In this case, communication is a means in the process of interacting to express an idea or ideas that a person has to another person or a group and is also a means of expressing the conditions experienced by that person to be shared with others. 


Roben (seorang pakar) pernah mengatakan bahwa komunikasi adalah sebuah aktivitas sikap atau aktifitas untuk menyampaikan pesan atau informasi tentang pandangan atau perasaan. Dalam kasus ini, komunikasi merupakan sarana dalam proses interaksi untuk mengungkapkan sebuah gagasan yang perlu disampaikan kepada seseorang atau kelompok lain dan juga merupakan sarana mengungkapkan suatu keadaan untuk dibagikan kepada orang lain.


Communication also means a process of delivering messages by communicators (teachers) to communicants (students). The essence towards others by using language as a means of channeling it.

Komunikasi juga berarti sebuah proses penyampaian pesan oleh guru kepada siswa. Esensinya mengarah kepada yang orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai sarana penghubungnya.


Educational activities in general and in the process of learning activities in particular, communication is one of the main factors that participate in determining the achievement of educational goals. In other words, it can be said that communication is a means or media to achieve educational goals. 

Kaitannya dalam kegiatan pembelajaran secara umum dan proses pembelajaran khususnya, komunikasi adalah salah satu faktor penting yang menyumbangkan proses menentukan prestasi belajar yang diharapkan. Dengan kata lain, bisa disebut juga bahwa komunikasi merupakan sarana atau media meraih prestasi pendidikan yang dimaksud.


So to achieve teaching and learning interactions, it is necessary to have clear communication between teachers (communicators) and students (communicants). 

Sehingga, untuk meraih kondisi interaksi mengajar dan belajar, perlu membangun komunikasi yang baik antara guru dan siswanya.


So that two efficient activities are integrated with achieving the goals of teaching and education where students can be successful in their learning tasks, and teachers can successfully teach and educate in accordance with the objectives to be achieved.

Sehingga, kegiatan-kegiatan efisien dua pihak tersebut mampu dipadukan dengan meraih tujuan-tujuan pembelajaran dan pendidikan. Dimana siswa sukses dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya, dan guru pun berhasil mengajar sesuai dengan batasan-batasan yang diharapkan.


The teacher's learning communication ability can be seen in the interactions carried out by the teacher in the learning process, especially interactions that consciously set goals to change a person's behavior and actions. This interaction of educational value in the world of education is referred to as educational interaction.

Kemampuan komunikasi guru dapat dilihat dari interaksinya yang dilakukan guru dalam PBM, khususnya interaksi yang secara sadar menciptakan goal-goal untuk merubah sikap dan perilaku seseorang. 


Teacher and student elements must be active in educational interactions, and it is impossible for educational interactions to occur if only one element is active. Active in the sense of communication   is   the   process   of declaration between people. What is stated is a person's thoughts or feelings of attitude, mentality, and actions. In a teaching system with a process skills approach, students must be more active than teachers. The teacher only acts as a facilitator and motivator. 

Elemen guru dan siswa harus aktif dalam interaksi pembelajaran, dan tidak mungkin juga interaksi berjalan jika hanya salah satu elemen. Aktif dalam arti komunikasi merupakan proses interaksi diantara orang lain. Yang dinyatakannya adalah pikiran atau perasaan  tentang sikap, menal, dan aksi. Dalam sistem mengajar dengan pendekatan keterampilan proses, siswa harus lebih aktif dari gurunya. Guru hanya bertindak selaku fasilitator dan motivator. 


SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency is one of the schools that is quite attractive. This is evident from the number of students in the school. However, there are many things that need to be considered, one of which is the lack of enthusiasm of students in receiving Islamic Religious Education lessons in schools, especially when the lessons are in the afternoon. 

SD Inpres Limua Dapurang, Kecamatan Dapurang daerah Pasangkayu adalah salah satu sekolah yang sangat aktif. Ini merupakan bukti dari beberapa siswa di sana. Meskipun, Ada banyak kebutuhan yang diperlukan untuk dipertimbangkan, salah satu permasalahannya adalah kurangnya antusias siswa tersebut untuk menerima pelajaran Pendidikan Agama Islam. di sekolah, khususnya ketika belajar di sore hari. 


This can be seen when the teacher explains the material that students are sleepy and joking with their classmates, so they lack concentration and do not pay attention to the lesson. As a result, the learning process did not run optimally. To overcome this, one of the things done by the Islamic Religious Education teacher at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency, is by communicating with students at the school.

Ini bisa terlihat ketika guru menjelaskan materi sedangkan siswa mengantuk dan bercanda dengan teman sekelasnya. Sehingga mereka kurang konsentrasi dan tidak memperhatikan pelajaran. Sebagai hasilnya, pbm tidak berjalan dengan baik. Untuk mengatasi hal tsb, salah satu dari hal-hal tsb diselesaikan oleh guru PAI SD Inpres Limua Dapurang, Kecamatan Dapurang Pasangkayu Kabupaten, adalah dengan berkomunikasi dengan para siswa di sekolah tsb.


Based on the above background, the researcher is interested in making a study entitled "Forms of Academic Communication for Islamic Religious Education teachers in increasing students' learning interest at SD Inpres  Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency."

Berdasarkan kondisi di atas, peneliti tertarik membuat kajian (study) dengan judul “Bentuk-bentuk Komunikasi Akademis bagi Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SD Inpres Limua Dapurang, Kecamatan Dapurang Pasangkayu Kabupaten”,


  1. Literature review

Tinjauan Literatur


  1. Basic Concepts About                       Communication

Konsep Dasar tentang Komunikasi

Etymologically, communication comes from Latin, namely cum, a preposition which means with or together with, and the word units a number which means one. The two words form the noun communio, which in English is called communion, which means togetherness, union, joint fellowship, association, or relationship. 

Secara bahasa, komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni cum, kata depan yang berarti dengan atau bersama dengan, dan kata satuan angka yang berarti satu. Kedua kata tersebut membentuk kata komunio, yang dalam bahasa inggris disebut communion, yang bermakna bersama-sama, kesatuan, persekutuan, asosiasi atau hubungan. 

 


Because communicating requires effort and work, the word is made for a verb to communicate, which means sharing something with someone, exchanging, talking about something with people, telling something to someone, chatting, exchanging ideas, relating, and making friends.

Karena komunikasi menuntut usaha dan kerja, kata tersebut dibuat untuk verb (kata kerja) menjadi komunikasi, yang berarti berbagi sesuatu dengan sesama, bertukar, berbicara tentang sesuatu dengan orang lain, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, ngobrol, bertukar ide, relasi dan berteman.


So, if two people are involved in communication, then the communication can be said to be successful if there is a similarity in meaning about what is being communicated. The similarity of the language used does not necessarily lead to the same meaning.

Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, lalu komunikasi tersebut dapat disebut menjadi berhasil jika adanya kesepahaman harapan tentang yang dikomunikasikan. Kesamaan bahasa belum tentu mengarah pada makna yang sama.


The general understanding of communication is the process of delivering a statement made by one person to another as a consequence of social relationships. Communication science is the study of the delivery of messages between humans. The object of communication is communication itself, namely the delivery of messages between humans.

Pengertian umum komunikasi adalah proses mengantarkan sebuah pernyataan yang dibuat oleh satu orang kepada yang lain sebagai sebuah konsekuensi dari hubungan sosial. Pengetahuan komunikasi adalah komunikasi itu sendiri, yakni mengantarkan pesan antara manusia.


In addition to some definitions, according to the experts above, Roben said that communication is a behavioral activity or an activity to convey messages or information about thoughts or feelings.

Selain beberapa definisi, menurut para ahli di atas, Roben menyatakan bahwa komunikasi adalah sebuah aktivitas sikap atau sebuah aktivitas untuk menyatakan pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.


In this case, communication is a means in the process of interacting to express an idea or ideas that a person has to another person or a group and is also a means of expressing the conditions experienced by that person to be shared with others. Meanwhile, Effendi said that communication is similar in the same sense of meaning. Suppose there are two people involved in communication, for example, in the form of a conversation. In that case, communication will occur or take place as long as there is a similarity in meaning about what is being said.

Dalam kasus ini, komunikasi berarti proses interaksi untuk mengungkapkan sebuah ide atau atau beberapa ide yang seseorang ingin sampaikan kepada orang lain atau kelompok dan juga sebuah sarana mengungkapkan kondisi yang diceritakan oleh orang tersebut untuk dibagikan kepada orang lain. Sementara, Effendi menjelaskan bahwa komunikasi adalah kesefahaman dalam arti sama. Misalkan ada dua orang yang terlibat komunikasi, sebagai contoh dalam sebuah percakapan. Pada kasus ini, komunikasi akan sesuai atau berjalan selama ada kesamaan maksud antara apa yang dikatakannya.


Based on the above opinion, it is known that communication can occur between the two parties if the contents of the message to be conveyed by someone are in accordance with what both parties want. This means that there is a match in understanding, thoughts, and desires between the two parties who will communicate.

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa komunikasi dapat terjadi di antara dua pihak jika konten dari pesan dinyatakan oleh seseorang cocok dengan apa yang mereka berdua harapkan. Ini artinya bahwa ada kesesuaian dalam pemahaman, pandangan dan keiginan antara kedua pihak yang akan berkomunikasi.


Two parties or two people can only do communication; or in other words, communication is born because of the interaction made by at least two people. The two parties then share information in order to meet their respective needs. With the fulfillment of these needs, humans can maintain their survival. 

Dua pihak atau dua orang dapat saja melakukan komunikasi; atau dengan kata-kata lain, komunikasi lahir karena interaksi tersebut dibuat oleh paling sedikit dua orang. Kedua belah pihak lalu berbagi informasi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia dapat mempertahankan hidup mereka.


So that his life develops over time. It can be said that communication is an interaction or relationship that a person makes with others in order to meet their needs. Gode also argues that communication is a process that makes something that is originally owned by someone (one's monopoly) be owned by two or more people.

Sehingga, hidupnya berkembang dari waktu ke waktu. Bisa disebut bahwa komunikasi merupakan cara interaksi atau hubungan yang seseorang buat dengan yang lainnya agar mampu menemukan kebutuhannya. Gode juga beralasan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses yang menjadikan sesuatu yang pada awalnya dimiliki oleh seseorang (dikuasai seseorang) jadi dimiliki oleh dua atau lebih.


Based on the above opinion, it can be concluded that communication is a form of interaction carried out by two or more people in order to convey messages in different ways so that they will get a response, the communication conveyed by the sender of the message to the recipient of this message can provide warnings, ideas, appeals, advice, questions, answers so that it will add information to the recipient of the message.

Berdasarkan pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa komunikasi merupakan bentuk interaksi yang membantu dua orang atau lebih agar menyatakan pesannya dengan cara berbeda sehingga ia mendapatkan jawabannya, komunikasi dinyatakan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan ini dapat berupa peringatan, ide-ide, apel, nasihat, pertanyaan, jawaban sehingga itu akan menambah informasi kepada penerima pesan tersebut.


  1.  Concept of Islamic Religious Education Teachers

Konsep Guru PAI


In-Law No. 14 of 2005 on teachers and lecturers, it can be understood that lecturers and teachers are basically the same; the difference is if teachers are in PAUD, primary education, and secondary education, while lecturers are in tertiary institutions. As stated in articles 1 paragraph

Dalam undang-undang Bo. 14 2005 bahwa guru dan dosen itu sama pada dasarnya. Bedanya kla huru bertugas di paud, pendidikan dasar, smp. Sementara dosen bertugas di institusi perguruan tinggi. Sebagaimana dijelaskan dalam artikel 1 paragraf.

 

(1) and (2), teachers are professional educators with the main task of educating, teaching, guiding, directing, training, assessing, and evaluating students in early childhood education, formal education, and basic education. 

(1) dan (2) guru adalah pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengatur, melatih, mengawasi tugas dan mengevaluasi siswanya

masa pendidikan dini, pendidikan formal dan pendidikan dasar.

And secondary education. In contrast, lecturers are professional educators and scientists with the main task of transforming, developing, and disseminating science, technology, and art through education, research, and community service.

Dan pendidikan menengah. Sebaliknya, dosen adalah pendidik yang profesional dan peneliti dengan tugas pokoknya mentransfer ilmu, membangun dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi serat seni melalui pendidikan, penelitian dan pelayanan komunikasi.


According to Mahmud, the correct term for referring to teachers is mu 'allim. The original meaning of this word in Arabic is to mark. Psychologically, the teacher's job is to change student behavior. Basically, changing student behavior is giving a sign, that is, a sign of change. Menurut Mahmud, istilah yang benar terkait dengan guru adalah mu’allim. Arti asli dari kata ini dalam bahasa Arab untuk menandai. Secara kejiwaan, tugas guru adalah merubah perilaku siswa. Pada dasarnya, perubahan perilaku siswa adalah tanda bahwa ada tanda perubahan.


Syaiful Bahri revealed that teachers are all people that are and classically, at school and outside of school. Not much different, from the opinion above, a teacher has a very big role in shaping the character of students. A. Qodri interprets teachers as role models, caregivers, and advisors for the lives of students. The teacher's figure is often interpreted as digugu lan imitated, meaning that the example of the teacher is very important for students in value education.

Syaiful bahri menyampaikan bahwa para guru adalah semua orang yang ada dan klasikal ada di sekolah maupun di luar. Tidak Banyak perbedaan pendapat di atas, seorang guru memiliki membentuk karakter anak-anaknya.  A. Qodri menafsirkan, guru sebagai rule model (uswatun hasanah), memberi perhatian, dan penasehat demi masa depan  anak-anaknya. Figur guru sering pula ditafsirkan “digugu dan ditiru” maksudnya bahwa contoh yang ditunjukan olehnya sangat penting agar meraih nilai siswa.


Meanwhile, Islamic Religious Education is standardized as the name of the activity of educating Islam. PAI as a subject should be called "Islam Religion" because what it teaches is Islam, not Islamic education. The name of its activity or efforts in educating Islam is known as Islamic religious education. The word "education" is in and follows every subject. Islamic  authorized and responsible for guiding and  fostering students, both individually religious education is one part of Islamic education.

Sementara, pendidikan Agama Islam dibakukan dengan nama Kegiatan Pendidikan Islam.  PAI sebagai pelajaran harus disebut “Pendidikan Islam” karena apa yang guru ajarkan adalah Islam, bukan pendidikan Islam. Karena nama kegiatannya atau usaha pendidikan Islam dikenal sebagai Pendidikan Agama Islam.  Kata pendidikan itu ada dan mengikuti setiap pelajaran Islam. Karena berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing, membina siswa-siswanya, baik pendidikan islam secara individu adalah bagian pendidikan Islam.


According to Zakiah Daradjat, Islamic religious education is education through the teachings of the Islamic religion, educators guide and nurture students so that they can understand, live and practice the teachings of Islam as a whole, and make Islamic teachings a way of life to achieve safety and prosperity in the world and the afterlife. 

Menurut Zakiyah Daradjat Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan melalui pengajaran agama Islam, pendidik membimbing dan memelihara para siswa, sehingga mereka mampu memahami, hidup dan mempraktikkan ajaran islam seluruh keseluruhan, dan membuat pendidikan islam menjadi sebuah jalan hidup meraih keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. 


Another opinion says that Islamic Religious Education can be interpreted as a planned program in preparing students to know, understand, live, and believe in the teachings of Islam and follow guidance to respect adherents of other religions in relation to inter- religious harmony to create unity and national unity. Wahab and others, interpret Islamic Religious Education Teachers as teachers who teach subjects of Akidah morals, Al-Qur'an and Hadith, fiqh or Islamic Cultural History (SKI) at Madrasah

Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan agama islam bisa ditafsirkan menjadi sesuatu program yang direncanakan dalam mempersiapkan para siswa mengetahui, memahami, hidup dan yakin dengan ajaran islam dan mengikuti tuntunan untuk menghormati penganut agama lain, demi menjaga hubungan keharmonisan beragama untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa. Wahab dan yang lainnya, menafsirkan Guru Pendidikan Agama Islam sebagai guru yang mengajarkan mapel akidah akhlak, Quran dan Hadis, fqih atau Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di madrasah. 


Meanwhile, etymologically, the meaning of Islamic Religious Education teachers is ustadz, mualim, murabbiy, murshid, mudarris, and muad'dib, which means that people provide knowledge with the aim of educating and developing students' morals to become people with good personalities.

Sementara, penggunaan istilah guru Pendidikan Agama Islam adalah ustadz, muallim, murabbi, mursyid, dan muaddib, yang berarti orang yang mempersiapkan  ilmu pengetahuan dengan sasaran pendidikan dan membangun moral para siswa menjadi orang yang memiliki keperibadian yang baik. 


The word ustadz usually implies that a teacher is required to be committed to professionalism in carrying out his duties, a person is said to be professional when he is attached to a high dedicative attitude towards his duties, an attitude of commitment to the quality of the process and work results, as well as an attitude of continuous improvement, which is always trying to improve and updating models, and strategies or how they work in accordance with the demands of the times, which are based on a high awareness that the task of educating is a task that prepares the next generation who will live in their time in the future.

Kata ustadz biasanya menunjukan bahwa seorang guru disyaratkan memiliki komitmen profesional dalam menyampaikan tugas-tugasnya, sebagai peribadi dikatakan untuk menjadi profesional ketiak dia menyandarkan diri (menyematkan) sebuah sikap pengabdian yang tinggi mengarah pada tugas-tugasnya, sebuah sikap perbaikan yang berkelanjutan, yang selalu berjuang mencoba memperbaiki dan mengupdate model-model, dan strategi atau bagaimana mereka bekerja sesuai dengan tuntutan waktu, yang didasari oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas yang mempersiapkan generasi yang akan datang mampu hidup mengisi waktu mereka di masa yang akan datang.


Islamic Religious Education Teachers (GPAI) are educators who carry out guidance, teaching, and training activities consciously for their students to achieve the goals of Islamic religious education. 

Guru PAI adalah pendidik yang membimbing, mendidik dan beberapa kegiatan training bagi para siswanya dalam meraih goals dalam Pendidikan Agama Islam. 


Meanwhile, according to Abdul Majid and Dian Andayani, quoting from the 2002 PAI curriculum emphasized that Islamic religious education aims to foster and increase faith through the provision and cultivation of knowledge, appreciation of the experiences and experiences of students about Islam so that they become Muslim humans who must develop in terms of faith. piety, nation, and state and to be able to continue at a higher level of education. 

Sementar itu, menurut Abdul majid dan Dian Ardiyani mengutip dari Undang-undang Curriculum  PAI yang dikuatkan bahwa PAI bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keyakinan mereka dan penanaman pendidikan, apresiasi dan dari pengalaman dan pengalaman seseorang tentang islam. Sehingga mereka menjadi manusia muslim yang harus membangun istilah keyakinan, kebangsaan, dannegara agar mampu bisa melanjutkan ke level tinggal.


From the various definitions above, it can be concluded that the definition of a teacher of Islamic Religious Education is a teacher who teaches the subjects of Akidah morals, Al-Qur'an and Hadith, fiqh or Islamic Cultural History (SKI) in schools/madrasas, their task is to shape students into human beings. Believe in and fear God Almighty, guide, educate and provide knowledge to students, are experts in the material and how to teach the material, and become role models for their students.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan guru Pendidikan Agama Islam adalah guru yang mengajar mata pelajaran Akidah Akhlak, Al-Qur'an dan Hadist, Fiqih atau Budaya Islam. Sejarah (MAIN SKI) di sekolah/madrasah, tugas mereka adalah membentuk siswa menjadi manusia. Percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, membimbing, mendidik dan memberikan ilmu kepada siswa, ahli dalam materi dan cara mengajarkan materi, serta menjadi panutan bagi siswanya


  1. Overview of Students' Learning Interests

Etymologically, interest means attention, liking (inclination) of the heart to an activity. Meanwhile, in terminology, interest is attention which contains elements of feeling. Interest also determines an attitude that causes someone to be active in a job. In other words, interest can be the cause of an activity.

Secara etimologis minat berarti perhatian, kesukaan (kecenderungan) hati terhadap suatu kegiatan. Sedangkan secara terminologi minat adalah perhatian yang mengandung unsur perasaan. Minat juga menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab suatu kegiatan

According to Slameto, interest is a feeling of preference and interest in something or activity without being asked. Interest is basically the acceptance of a relationship between oneself and something outside oneself. The stronger or closer the relationship, the greater the interest. Sardiman also stated that interest is a condition that occurs when one sees the temporary characteristics or meanings of a situation associated with one's own activities or needs.

Menurut Slameto, minat adalah perasaan suka dan tertarik terhadap sesuatu atau kegiatan tanpa diminta. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungannya, semakin besar minatnya.27 Sardiman juga menyatakan bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang melihat ciri-ciri atau makna sementara dari suatu situasi yang dikaitkan dengan kegiatan atau kebutuhannya sendiri


Interest is a feeling that arises from within a person or student to gravitate towards something he likes. Interest is important for every student to have because it involves a sense of interest in a field or subject taught by an educator to achieve satisfactory learning outcomes.

Minat adalah perasaan yang muncul dari dalam diri seseorang atau siswa untuk tertarik pada sesuatu yang disukainya. Minat penting dimiliki oleh setiap siswa karena menyangkut rasa ketertarikan terhadap suatu bidang atau mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang pendidik untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.


Dalyono, interest in learning can arise because of the attraction from outside and also comes from the heart. Great interest in something is a large asset which means to obtain objects or goals that are of interest. The emergence of interest in learning is due to various things, including a strong desire to raise dignity or get a good job and want to be happy and happy. Great interest in learning tends to produce high achievement; on the other hand, less interest in learning will result in low achievement.

Dalyono, minat belajar bisa muncul karena adanya ketertarikan dari luar dan juga berasal dari hati. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan aset yang besar artinya memperoleh objek atau tujuan yang diminati. Timbulnya minat belajar disebabkan oleh berbagai hal, antara lain keinginan yang kuat untuk mengangkat martabat atau mendapatkan pekerjaan yang baik serta ingin bahagia dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi; sebaliknya minat belajar yang kurang akan mengakibatkan prestasi belajar yang rendah


Based on the explanation from the experts above, it can be concluded that interest is a person's tendency to a favorite object or activity accompanied by a feeling of pleasure, attention, and activeness in doing.

Berdasarkan penjelasan tersebut dari para ahli di atas, data disimpulkan juga bahwa minat merupakan kecenderungan peribadi mendapatkan objek yang  meanarik  ata kegiatan yang diiringi oleh satu perasaan senang, perhatian dan kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung.

Whereas learning is a business process carried out by a person to obtain a whole new change in behavior as a result of his own experience in interaction with his environment. According to Fathurrohman, learning is an activity that causes a change in behavior that is relatively constant, and that change is carried out through a deliberate activity or effort. 

Sedangkan belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang sama sekali baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.30 Menurut Fathurrohman, belajar adalah suatu kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif konstan, dan perubahan itu dilakukan melalui kegiatan atau usaha yang disengaja



According to Hilgard regarding learning, that: Learning is a process of change through activities or training procedures in the laboratory or a natural environment. Learning is not just gathering knowledge, but learning is a mental process that occurs within a person, causing changes in behavior.  

Menurut Hilgard tentang pembelajaran, bahwa “Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur pelatihan di laboratorium atau lingkungan alam. Belajar bukan hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku.”


Based on the understanding of learning above, understanding can be linked to learning as a tool for activities in order to gain knowledge, understanding, recognition, experience, interest in learning is a psychological aspect of a person that shows itself in several symptoms, such as; passion, desire, and feelings of liking to carry out the process of behavior change through various activities, which include seeking knowledge and experience. In other words, interest in learning is attention, liking, someone's (students') interest in learning which is shown through enthusiasm, participation, and activeness in learning study.

Berdasarkan pengertian belajar di atas, pengertian dapat dikaitkan dengan belajar sebagai alat untuk melakukan kegiatan guna memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengakuan, pengalaman, Minat belajar merupakan aspek psikologis seseorang yang menunjukkan dirinya dalam beberapa gejala, seperti; gairah, keinginan, dan perasaan suka untuk melakukan proses perubahan perilaku melalui berbagai kegiatan, yang meliputi mencari ilmu dan pengalaman. Dengan kata lain minat belajar adalah perhatian, kesukaan, minat belajar seseorang (siswa) yang ditunjukkan melalui semangat, partisipasi, dan keaktifan belajar belajar.


  1. Methodology

This study uses a qualitative approach with the object of research is a high school in Palu. In this study, the writer took one of the high schools to be the case.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitian adalah SMA di Palu. Dalam penelitian ini, penulis mengambil salah satu SMA yang menjadi kasusnya


Use qualitative methods in this study with several considerations. First, adjusting qualitative methods is easier when dealing with multiple realities. Second, it can directly present the nature of the relationship between researchers and informants . Third, this method is more sensitive and adaptable to the many sharpening of the common direction and the patterns of values encountered.

Menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini dengan beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah ketika berhadapan dengan banyak realitas. Kedua, secara langsung dapat menghadirkan sifat hubungan antara peneliti dan informan 33. Ketiga, metode ini lebih sensitif dan adaptif terhadap banyak penajaman kesamaan arah dan pola nilai yang dihadapi



Data were collected using observation techniques, in-depth interviews with the school principal and teachers from the school, and from shared written documents. While the data analysis is done using reduction and verification techniques with various data sources. The reduced data is then analyzed by claiming to the theoretical concepts used in this study.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam dengan kepala sekolah dan guru dari sekolah, dan dari dokumen tertulis bersama. Sedangkan analisis data dilakukan dengan teknik reduksi dan verifikasi dengan berbagai sumber data.36 Data yang direduksi kemudian dianalisis dengan mengklaim konsep teoritis yang digunakan dalam penelitian ini.


  1. Result and Discussion

    1. Forms of Academic Communication for Teachers of Islamic Religious Education

Bentuk Komunikasi akademik Guru PAI


Learning activities are a process of transforming educational messages in the form of learning materials from learning sources to learners. In learning, there is a communication process to convey messages from educators to students with the aim that messages can be received well and have an effect on understanding and changes in student behavior.

Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan pendidikan berupa bahan ajar dari sumber belajar kepada peserta didik. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman dan perubahan perilaku peserta didik. 




This is realized to increase human resources, which cannot be separated from improving the quality of learning. The quality of learning is influenced by the learning process, which depends on the effectiveness of the communication process that occurs in the learning. The following participant said as follows:

Hal ini diwujudkan untuk meningkatkan sumber daya manusia, yang tidak terlepas dari peningkatan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh proses pembelajaran, yang tergantung pada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Peserta berikut menyatakan sebagai berikut:


“In my opinion, one form of academic communication carried out by the Islamic Religious Education teacher at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency is in the form of interactive communication when the learning process takes place in the classroom, which is done to attract student responses to be more active in the learning process. This can also prevent boredom of students and can increase students' interest in learning.”

“Menurut saya, salah satu bentuk komunikasi akademik yang dilakukan oleh guru PAI di SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu adalah berupa komunikasi interaktif saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, yang dilakukan untuk menarik tanggapan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini juga dapat mencegah kebosanan siswa dan dapat meningkatkan minat belajar siswa.”



Students' learning interest is the main factor that determines the degree of student activeness in learning because interest is a relatively sedentary trait in a person, including in students. With the interest of a student will tend to do something that is of interest to him. Suppose it is drawn in the context of learning. In that case, the student's interest in learning will create a learning process that is conducive and reciprocal

Minat belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa dalam belajar karena minat merupakan sifat yang relatif menetap dalam diri seseorang, termasuk pada diri siswa. Dengan adanya minat seorang siswa akan cenderung melakukan sesuatu yang menarik baginya. Misalkan digambar dalam konteks pembelajaran. Dalam hal ini minat belajar siswa akan menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan timbal balik,


meaning that all learning activities go as expected. There is feedback from students to what is conveyed by a teacher. On the other hand, if the students' interest in learning is lacking, problems will be found in the learning process, resulting in not optimal learning objectives.

artinya semua kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adanya umpan balik dari siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya jika minat belajar siswa kurang maka akan ditemukan masalah dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak optimal.



The Principal of the Inpres Limua Dapurang Elementary School, Dapurang District, Pasangkayu Regency said that:

Kepala SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu menyampaikan bahwa:


“Students' interest in learning at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency is quite good. This can be seen from the enthusiastic attitude of students in following the learning process. Students are happy to follow the direction of a teacher, happy to do the assignment given so that a learning process is created in accordance with what the teacher wants from each subject.”

“Minat belajar siswa di SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu cukup baik. Hal ini terlihat dari sikap antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa senang mengikuti arahan guru, senang mengerjakan tugas yang diberikan sehingga tercipta proses pembelajaran yang sesuai dengan apa yang diinginkan guru dari setiap mata pelajaran.”


Based on the above statement, it can be seen that a student who has an interest in learning, especially the subject of Islamic Religious Education, will happily and happily participate in learning activities without coercion from either the teacher or the people around them.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa seorang siswa yang memiliki minat belajar khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam akan dengan senang hati dan gembira mengikuti kegiatan pembelajaran tanpa paksaan baik dari guru maupun orang-orang di sekitarnya.



To maintain and increase students' interest in learning in schools, one of which is that teachers must be able to create effective academic communication. 

Untuk menjaga dan meningkatkan minat belajar siswa di sekolah, salah satunya guru harus mampu menciptakan komunikasi akademik yang efektif  


Teachers are required to play a role and be responsible, so that teachers must have good communication skills. Once the teacher uses the importance of communication in the teaching and learning process for the student, the teacher must realize that a teacher is actually carrying out communication activities in carrying out learning activities. The communication carried out is in the form of academic communication. Therefore, teachers need to always choose and use words that are good and in accordance with the experiences of students.

Guru di bertindak: berperan dan bertanggung jawab, sehingga guru harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Setelah guru menggunakan pentingnya komunikasi dalam proses belajar mengajar bagi siswa, guru harus menyadari bahwa seorang guru benar-benar melakukan kegiatan komunikasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Komunikasi yang dilakukan berupa komunikasi akademik. Oleh karena itu, guru perlu selalu memilih dan menggunakan kata-kata yang baik dan sesuai dengan pengalaman siswa.


The results of observations and interviews of researchers with informants show that the academic communication of Islamic Religious Education teachers is absolutely done at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency, the forms of communication are described as follows:

Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan informan menunjukkan bahwa komunikasi akademik guru PAI mutlak dilakukan di SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu, bentuk-bentuk komunikasi digambarkan sebagai berikut:



  1. Interpersonal communication or commonly known as interpersonal communication, is a communication that is applied in order to create emotional closeness in this study, namely between a teacher and students. According to the results of observations, interviews and strengthened from the distribution of questionnaires in grade 4 and grade 5 about students' interest in learning that has been carried out by researchers at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency. Interpersonal communication can increase students' interest in learning. The communication is carried out both verbally and non-verbally to students.

Komunikasi antar pribadi atau biasa dikenal dengan komunikasi interpersonal, merupakan komunikasi yang diterapkan dalam rangka menciptakan kedekatan emosional dalam penelitian ini, yaitu antara seorang guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan diperkuat dari penyebaran angket siswa kelas 4 dan kelas 5 tentang minat belajar siswa yang telah dilakukan peneliti di SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu. Komunikasi interpersonal dapat meningkatkan minat belajar siswa. Komunikasi tersebut dilakukan baik secara verbal maupun nonverbal kepada siswa.



The author describes the communication as follows:

Penulis menggambarkan komunikasi sebagai berikut:


  1. Approachment

Pendekatan

The approach taken by Islamic Religious Education teachers is in the form of an individual approach. This approach is intended to create emotional closeness between teachers and students. When students feel comfortable being next to their teacher, the students' happy feelings in following the learning will be created. This, of course, will increase students' interest in learning in the learning process.

Pendekatan yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam berupa pendekatan individual. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menciptakan kedekatan emosional antara guru dan siswa. Ketika siswa merasa nyaman berada di samping gurunya, maka perasaan senang siswa dalam mengikuti pembelajaran akan tercipta. Hal ini tentunya akan meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran.


Based on the results of the interview above, it is known that giving treatment to students at the elementary school level must be with an intense approach, must be able to ingratiate themselves with these students even though students have committed an offense but still treat it in a good way. When this is done, students will be happy to follow the learning process without coercion so that it will increase students' interest in learning.

Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa pemberian perlakuan kepada siswa pada jenjang sekolah dasar harus dengan pendekatan yang intens, harus dapat mengambil hati siswa tersebut walaupun siswa telah melakukan pelanggaran tetapi tetap memperlakukannya secara cara yang baik. Bila hal ini dilakukan, siswa akan senang mengikuti proses pembelajaran tanpa paksaan sehingga akan meningkatkan minat belajar siswa.



  1. Giving advices

Memberi nasihat

In order to make students aware of the need for Islamic Religious Education subjects, teachers must always provide teachings or suggestions in the form of advice to students about the benefits or objectives of the Islamic Religious Education subject itself as said by the following participant:

Agar siswa sadar akan perlunya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru harus selalu memberikan ajaran atau saran berupa nasehat kepada siswa tentang manfaat atau tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu sendiri seperti yang dikatakan oleh peserta berikut:



Advising students, namely by explaining learning objectives. So we as teachers must be able to go home. Even though students today have tended to be happy to follow Islamic Religious Education lessons compared to exact lessons, advice after advice must still be carried out.

Menasihati siswa, yaitu dengan menjelaskan tujuan pembelajaran. Jadi kita sebagai guru harus bisa

rumah. Walaupun siswa zaman sekarang cenderung senang mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam dibandingkan dengan pelajaran eksakta, nasehat demi nasehat tetap harus dilaksanakan.


Based on the results of the interview, giving advice is important to do with that advice students will always understand and understand what they have to do after learning Islamic Religious Education is carried out, meaning that the learning process does not just stop at that time, but there is a follow-up in the form of an application. Students in daily activities.

Berdasarkan hasil wawancara, pemberian nasehat penting dilakukan dengan nasehat agar siswa selalu mengerti dan mengerti apa yang harus dilakukan setelah pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan, artinya proses pembelajaran tidak berhenti pada saat itu saja, tapi ada tindak lanjutnya berupa lamaran. Siswa dalam kegiatan sehari-hari.



  1. Modeling attitude 

Model Perilaku

Teachers have an important role in the modeling process. The attitudes and behavior of teachers have tremendous implications for their students. Teacher personality has a direct and cumulative influence on student behavior. Teacher behavior in the learning process is able to influence students' interest in learning. This means that if the personality displayed by the teacher is good in speech, attitudes and behavior will bring out the students' interest in the lesson. A participant said that:

Guru memiliki peran penting dalam proses pemodelan. Sikap dan perilaku guru memiliki implikasi yang luar biasa bagi siswanya. Kepribadian guru memiliki pengaruh langsung dan kumulatif terhadap perilaku siswa. Perilaku guru dalam proses pembelajaran mampu mempengaruhi minat belajar siswa. Artinya jika kepribadian yang ditampilkan guru baik dalam bertutur, sikap dan perilaku akan memunculkan minat siswa terhadap pelajaran. Seorang peserta mengatakan bahwa:


The form of academic communication that I do, of course, must be a teacher figure who can be used as an example for students, both in terms of attitude/behavior and in terms of speaking. Many nowadays, a teacher communicates with students by showing arrogance, saying words that are inappropriate for a teacher to say.

Bentuk komunikasi akademik yang saya lakukan tentunya harus menjadi sosok guru yang dapat dijadikan teladan bagi siswa, baik dari segi sikap/perilaku maupun dalam hal berbicara. Banyak saat ini, seorang guru berkomunikasi dengan menunjukan sikap arogan, mengatakan kata-kata yang tidak pantas dikatakan oleh seorang guru.


Based on the results of the interview, it is known that giving rewards is essentially very supportive of students in increasing their interest in learning. With this reward, students will feel that they have received reinforcement and are appreciated for the good they do so that students will be motivated again to increase their interest in learning.

Berdasarkan hasil dari wawancara, dapat diketahui bahwa memberikan penghargaan sekalipun sangat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar. Dengan penghargaan ini, siswa akan merasa nyaman dan bersedia menerima penguatan dan menghargai untuk kebaikan mereka lakukan, sehingga siswa dapat termotivasi lagi untuk meningkatkan minatnya dalam belajar.


  1. Group Communication

Komunikasi Kelompok

The communication carried out by Islamic Religious Education teachers to increase the learning interest of students at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency, is through group communication. In this study, group communication is communication carried out by giving messages to students in groups in the classroom, usually during the learning process. And also a description of the process of learning. Therefore, what is done by the teacher includes:

Komunikasi yang dilakukan guru PAI untuk meningkatkan minat belajar siswa di SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu adalah melalui komunikasi kelompok. Dalam penelitian ini, komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan dengan memberikan pesan kepada siswa secara berkelompok di dalam kelas, biasanya pada saat proses pembelajaran. Dan juga gambaran tentang proses pembelajaran. Oleh karena itu, yang dilakukan oleh guru antara lain:


Things that usually make students lazy to follow the learning process because of saturation and dislike the lesson, the teacher delivers material in a monotonous way without presenting interesting things in between learning, sometimes also the attitude of an emotional teacher in dealing with problems that occur to participants students make students not interested in following the learning process. A participant said as follows:

Hal-hal yang biasanya membuat siswa malas untuk mengikuti proses pembelajaran karena jenuh dan tidak menyukai pelajaran, guru menyampaikan materi secara monoton tanpa menghadirkan hal-hal yang menarik di sela-sela pembelajaran, terkadang juga sikap guru yang emosional dalam menghadapi masalah yang terjadi kepada siswa. peserta didik membuat siswa tidak tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Seorang peserta mengatakan sebagai berikut:


“In addition to individual communication, communication is also carried out in groups. What I do is, of course, make an interesting learning process. The learning material is not only focused on the books that have been provided, but a teacher must be able to relate teaching materials to situations experienced by students daily.

“Selain komunikasi individu, komunikasi juga dilakukan secara berkelompok. Apa yang saya lakukan adalah, tentu saja, membuat proses pembelajaran yang menarik. Materi pembelajaran tidak hanya terfokus pada buku-buku yang telah disediakan, tetapi seorang guru harus mampu menghubungkan bahan ajar dengan situasi yang dialami siswa sehari-hari.


In the learning process, a teacher must be able to attract the attention of students, one of which is by conveying interesting things related to learning materials by linking them to the experiences of students or with examples that are developing in the community such as observations of students in class 

Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mampu menarik perhatian siswa, salah satunya dengan menyampaikan hal-hal menarik terkait materi pembelajaran dengan mengaitkannya dengan pengalaman siswa atau dengan contoh-contoh yang berkembang di masyarakat seperti pengamatan terhadap siswa di kelas


5 regarding the fasting of Ramadhan, from the observations of the researcher, the researcher sees that the Islamic Religious Education teacher explains the material about fasting by giving examples of the habits of people who fast, especially the habits of children who often lie, pretend to perform ablution but carefully swallow their ablutions Another example, here shows the enthusiastic attitude of students in responding to messages from their teachers. This needs to be done because participants will not feel bored and provoked actively by the teacher's form of communication.

5 tentang puasa Ramadhan, dari pengamatan peneliti, peneliti melihat guru Pendidikan Agama Islam menjelaskan materi tentang puasa dengan memberikan contoh kebiasaan orang yang berpuasa, terutama kebiasaan anak yang sering berbohong, berpura-pura. melakukan wudhu tapi hati-hati menelan wudhu Contoh lain, di sini terlihat sikap antusias siswa dalam menanggapi pesan dari gurunya. Hal ini perlu dilakukan karena peserta tidak akan merasa bosan dan terprovokasi secara aktif oleh bentuk komunikasi guru.



In addition, the teacher must also emphasize words or sentences that are necessary and must be done by students as said a participant:

“Assertiveness is important for a teacher because students will understand what to do and what to stay away from. If this is not good, then the teacher must give emphasis to the sentence such as being lazy, especially in the fasting month it is not good, the delivery is by increasing the intonation of the sentence.”

Selain itu, guru juga harus menekankan kata atau kalimat yang perlu dan harus dilakukan oleh siswa seperti yang dikatakan peserta:

“Ketegasan penting bagi seorang guru karena siswa akan mengerti apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Jika ini tidak baik, maka guru harus memberikan penekanan pada kalimat seperti malas apalagi di bulan puasa kurang baik penyampaiannya dengan cara meninggikan intonasi kalimat.


Based on the results of interviews and observations, it can be seen that, in communicating with students, the most important thing is that the message can arrive and be accepted by students, for that, speech in conveying messages must be considered starting from presenting interesting content to emphasizing something that these learners must do.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa dalam berkomunikasi dengan siswa yang terpenting pesan dapat sampai dan diterima oleh siswa, untuk itu tuturan dalam menyampaikan pesan harus diperhatikan mulai dari penyajian yang menarik. konten untuk menekankan sesuatu yang peserta didik ini harus lakukan.

Learning in the classroom is something that needs to be considered in every educational institution. Teachers are always required to be able to create a teaching and learning atmosphere that will have a positive impact in achieving optimal learning outcomes. Teachers must be able to teach appropriately, effectively, and efficiently to help improve learning activities. Then the thing that should not be forgotten is that the teacher must be able to motivate students in the learning process.

Pembelajaran di kelas merupakan hal yang perlu diperhatikan di setiap lembaga pendidikan. Guru selalu dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Guru harus mampu mengajar secara tepat, efektif, dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan pembelajaran. Kemudian hal yang tidak boleh dilupakan adalah guru harus mampu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.



Motivation, both intrinsic and extrinsic, is a factor of the success of students in learning, and here the teacher is the main and important actor in providing enthusiasm and motivation to students. Providing motivation to students takes time and effort so that will get used to thinking critically and creatively.

Motivasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik, merupakan faktor keberhasilan siswa dalam belajar, dan disini guru merupakan aktor utama dan penting dalam memberikan semangat dan motivasi kepada siswa. Memberikan motivasi kepada siswa membutuhkan waktu dan tenaga sehingga semangat belajar mereka meningkat. Peserta lain berkata:



To generate more curiosity of students by familiarizing students to do exercises on their worksheets and familiarize them to think and find new things related to the material presented.

Untuk lebih membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan membiasakan siswa mengerjakan latihan pada LKS dan membiasakan siswa berpikir dan menemukan hal-hal baru terkait dengan materi yang disajikan.


Based on the results of the interview above, it is known that by getting students accustomed to thinking about the material given or in terms of completing tasks, these students will be accustomed to growing their curiosity about the material of Islamic Religious Education because they have been trained to think critically so that when there is new things that come to their minds will bring out more desire in them.

Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa dengan membiasakan siswa untuk berpikir tentang materi yang diberikan atau dalam hal menyelesaikan tugas, siswa tersebut akan terbiasa menumbuhkan rasa ingin tahunya terhadap materi Pendidikan Agama Islam karena mereka telah dilatih untuk berpikir kritis sehingga ketika ada hal-hal baru yang muncul di benak mereka akan memunculkan keinginan yang lebih dalam diri mereka.



  1. Results of Increasing Student Interest in Learning

Hasil peningkatan minat belajar Siswa

After conducting interviews related to forms of academic communication for Islamic Religious Education teachers in increasing student interest in learning at SDN Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu District. It is also necessary to know the results of the increase in student interest in learning which was obtained from the results of interviews and teacher observations to participants. Students. It is known that this increase can be seen from a statement below:

Setelah melakukan wawancara terkait bentuk komunikasi akademik guru PAI dalam meningkatkan minat belajar siswa di SDN Inpres Limua Dapurang, Dapurang Kecamatan, Kecamatan Pasangkayu. Perlu juga diketahui hasil peningkatan minat belajar siswa yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi guru kepada peserta. Siswa. Diketahui bahwa peningkatan tersebut dapat dilihat dari pernyataan di bawah ini:


“The form of increasing interest in learning from participants can be seen from various aspects, such as being diligent in going to school, being diligent in doing assignments, being diligent in studying, and increasing the value of students.”

“Bentuk meningkatnya minat belajar dari peserta dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti rajin bersekolah, rajin mengerjakan tugas, rajin belajar, dan meningkatkan nilai siswa.”


Based on the results of the interview, it can be seen that the increase in student interest in learning can be seen from students diligently going to school, students diligently working on given assignments, diligently studying at home to increasing student learning scores. The results of the increase in student interest in learning are described as follows:

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari siswa rajin pergi ke sekolah, siswa rajin mengerjakan tugas yang diberikan, rajin belajar di rumah hingga peningkatan nilai belajar siswa. Hasil peningkatan minat belajar siswa diuraikan sebagai berikut:



  1. Diligently attend school

Rajin masuk sekolah

Diligently going to school is something that is sometimes very difficult for students to do, because they have to get up as early as possible to prepare themselves so that they can come to school on time, especially if the student likes the lesson or the teacher who teaches at the school.

Rajin pergi ke sekolah adalah sesuatu yang terkadang sangat sulit dilakukan oleh siswa, karena mereka harus bangun sedini mungkin untuk mempersiapkan diri agar dapat datang ke sekolah tepat waktu, apalagi jika siswa tersebut menyukai pelajaran atau guru yang mengajar di sekolah.


Based on the results of the interview, it can be seen that students really like Islamic Religious Education lessons with various opinions such as good teacher factors and the material from the Islamic Religious Education lesson itself. With this interest, students become diligent in going to school, especially during Islamic Religious Education lessons. This can be seen by researchers from the results of class attendance observations of students in grade 4 and grade 5 at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency. From the results of these observations, it can be seen that the increase in students entering school is more significant in the absence of alpha students in the class even though sometimes there are still good permits because of urgent matters or permission due to the condition of the body that does not allow students to enter school.

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa sangat menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan berbagai pendapat seperti faktor guru yang baik dan materi dari pelajaran Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Dengan minat tersebut, siswa menjadi rajin pergi ke sekolah, terutama pada saat pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini dapat dilihat peneliti dari hasil observasi kehadiran kelas siswa kelas 4 dan kelas 5 di SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang Daerah,  Kabupaten Pasangkayu. Dari hasil observasi tersebut terlihat bahwa peningkatan siswa masuk sekolah lebih signifikan dengan absennya siswa alpha di kelas walaupun terkadang masih ada izin baik karena hal yang mendesak atau izin karena kondisi sekolah. badan yang tidak mengizinkan siswa masuk sekolah.


  1. Diligently doing assignments

Rajin mengerjakan tugas


Doing assignments is something that is required of students, both tasks that must be done at school and tasks that must be done at home. The level of diligence in doing assignments can be seen from work on student worksheets that they always fill out if given orders to do it, sometimes they do it together or individually, do it at home or at school depending on the direction of the Islamic Religious Education teacher.

Mengerjakan tugas merupakan hal yang wajib dilakukan siswa, baik tugas yang harus dikerjakan di sekolah maupun tugas yang harus dikerjakan di rumah. Tingkat ketekunan dalam mengerjakan tugas dapat dilihat dari pengerjaan LKS yang selalu mereka isi jika diberi perintah untuk mengerjakannya, terkadang mereka mengerjakannya secara bersama-sama atau sendiri-sendiri, mengerjakannya di rumah atau di sekolah tergantung arahan dari Guru pendidikan Agama Islam. 


  1. Study Diligently

Rajin Belajar

Learning is not only done by students in the learning process in the classroom, but students also do at home. This can be seen from the observations of researchers in grades 4 and 5 at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency. When the learning process takes place, the teacher does not forget to ask students about the readiness of students to follow the learning process, including reading the subject matter at home. Hearing this question, many students claimed to have read some of the material that had been taught or was just doing the assignment given.

Pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran di kelas, tetapi siswa juga melakukannya di rumah. Hal ini terlihat dari observasi peneliti di kelas 4 dan 5 SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu. Saat proses pembelajaran berlangsung, guru tidak lupa menanyakan kepada siswa tentang kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, termasuk membaca materi pelajaran di rumah. Mendengar pertanyaan tersebut, banyak siswa yang mengaku telah membaca beberapa materi yang telah diajarkan atau hanya sekedar mengerjakan tugas yang diberikan.


Based on the results of the interview, it can be concluded that with Islamic Religious Education teachers implementing academic communication it will be able to increase the learning interest of these students and not only interested in participating in class learning but also diligently studying at home and can apply the subject matter that has been given in life daily.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dengan guru Pendidikan Agama Islam


  1. The value of students increases Efforts to improve student

Nilai Siwa mneingkat

learning outcomes are not only due to the teacher's factors but also from within the students themselves. The forms of communication carried out by the Islamic Religious Education teacher are in the form of interpersonal communication, namely Approaching students during the chase process, giving advice on things that should be done or things that should be done or should not be done by students, provide a good example so that students feel comfortable when the learning process takes place in the classroom and giving rewards to foster motivation of students to be more enthusiastic during the learning process.

Hasil belajar tidak hanya disebabkan oleh faktor guru tetapi juga dari dalam diri siswa itu sendiri. Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh guru PAI berupa komunikasi interpersonal yaitu Mendekati siswa pada saat proses kejar-kejaran, memberikan nasehat tentang hal-hal yang harus dilakukan atau hal-hal yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh siswa, memberikan contoh yang baik agar siswa merasa nyaman saat proses pembelajaran berlangsung di kelas dan memberikan reward untuk menumbuhkan motivasi siswa agar lebih semangat selama proses pembelajaran.


In addition to interpersonal communication, communication is also carried out through group communication, namely by delivering learning materials using good communication so that students are more enthusiastic about receiving lessons so that they can foster student interest in learning both in the aspect of being diligent in going to school, diligently working on assignments, being diligent. Study so that the result can be satisfactory. This can be seen from the increases in the results of daily tests of students in schools that are listed in the teacher grade book in schools.

Selain komunikasi interpersonal, komunikasi juga dilakukan melalui komunikasi kelompok yaitu dengan menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan komunikasi yang baik agar siswa lebih semangat dalam menerima pelajaran sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa baik dalam aspek rajin belajar. ke sekolah, rajin mengerjakan tugas, rajin. Belajarlah agar hasilnya bisa memuaskan. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil ulangan harian siswa di sekolah yang tercantum dalam buku nilai guru di sekolah.



  1. Conclusion

Kesimpulan

Based on the results of the discussion that has been stated above, the authors conclude that the forms of communication of Islamic Religious Education Teachers in increasing students' interest in learning at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency, namely, first, interpersonal communication, namely approaching, giving advice, exemplary and rewarding. Second, group communication, namely explaining the material gently, firmly, and attractively, providing motivation and increasing student activity, and providing habituation. The results of increasing students' interest in learning at SD Inpres Limua Dapurang, Dapurang District, Pasangkayu Regency were diligent in going to school, diligent in doing assignments, diligent learning, and increased student scores.

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan di atas, penulis menyimpulkan bahwa bentuk komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa di SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu yaitu pertama interpersonal. komunikasi yaitu mendekati, memberi nasehat, keteladanan dan penghargaan. Kedua, komunikasi kelompok yaitu menjelaskan materi dengan lembut, tegas, dan menarik, memberikan motivasi dan meningkatkan keaktifan siswa, serta memberikan pembiasaan. Hasil peningkatan minat belajar siswa di SD Inpres Limua Dapurang Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu yaitu rajin bersekolah, rajin mengerjakan tugas, rajin belajar, dan nilai siswa meningkat.



REFERENCES


Abidin, Syahrul, Strategi Komunikasi Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar, Jurnal Ihyaul Arabiyah, Vomule 3, nomor 2, tahun 2017.

Ahmad, Abu, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Bandung: Amrico, 1986.

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Asmani, Jamal Ma’ruf, Tips menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, cet. Ke- 2, Jogjakarta: Diva Press, 2009

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Arni, Muhammad, Komunikasi Organisasi, cet. ke- 4., Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Azzet, Akhmad Muhamimin, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Azizy, Qodri A, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003.

Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo, 2005.

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet. Ke-4., Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003.

Cangara, Hafied , Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet.2, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012.

D.Gunarsa, Singgih, Psikologi Perawatan, Cet. IX; Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Tafsirnya,, Jakarta: Lentera Abadi, 2010.

Depag, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Menengah, (Jakarta: Direktorat Jenderal kelembagaan Agama Islam, 2005.

Departemen Agama, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta:Dirjen Pendidikan Islam, 2006.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Djamarah, Syaiful Bahri , Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, Jakarta: Rineka Cipta, 2014.

Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, cet ke- 1; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999..

Effendi, Onong Uchjana, Dimensi-dimensi Komunikasi, Cet. Ke-4., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Effendi, Onong Uchjana , Ilmu Komunikasi teori dan praktek, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2006.

Effendi, Onong Uchjana , Ilmu, teori dan filsafat komunikasi, Bandung: Citra Aditya, 2003.

Evita, E., Syahid, A., & Nurdin, N. (2019). Understanding Students’ Learning Outcomes Differences Through the Application of the Market Place Activity Type of Cooperative Learning Model and the Application of Conventional Learning Models International Journal of Contemporary Islamic Education, 1(1), 67-85.

Fajar, Marhaeni, Ilmu Komunikasi: Teori& Praktik, Jakarta: Graha Ilmu, 2009.

Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2012.

Fiske, John, Pengantar Ilmu Komunikasi , ter.  Hapsari Dwiningtyas, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid I, Cet.   XXIX;      Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 1997.

Hamzah, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Hamzah. Profesi Kependidikan, Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan , Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Hidayat, Dasrun, Komunikasi Antar Pribadi dan Medianya, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Imran, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Cet, ke-3, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 2006.

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,, Yogyakarta: Ar- RuzzMedia, 2007.

Junita, Ike, Prinsip Komunikasi Efektif Untuk meningkatkan Minat Belajar Anak, Bandung: Sambiosa Rakatama Media, 2008.

Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Kurniati, Kurniati, Nurdin, Nurdin, & Nurasmawati, Nurasmawati. (2020). Improving Students’ Cognitive and Affective Domains Students through Fostering Teacher Development

International Journal of Contemporary Islamic Education, 2(2), 56-70.

Liliweri, Alo, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011

Mahfud S., Pengantar Psikologi Pedidikan, Cet. 4, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2001.

Malik, Abdul Fungsi Komunikasi Antara Guru dan Siswa dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan (Studi Kasus Proses Belajar Mengajar pada SMP Negeri 3 Sindue), Jurnal Interaksi, Volume 3, Nomor 2, tahun 2014.

Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.

Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi, Bandung: PT. Rosdakarya Offset, 2008.

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi, Bandung: PT. Rosdakarya Offset, 2008.

Milles, Matthew B., et.al, Qualitative Data Analisys, diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi dengan judul Analisis data Kualitatif, buku sumber tentang Metode-metode Baru, Cet. I; Jakarta: UI-Pres, 1992.

Moleong, Lexy J. , Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XIV; Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001.

Muchith, M. Saekhan, Pembelajaran Kontekstual, cet.1, Semarang: Rasail Media Group,2008.

Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2001.

Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,Jakarta: Rajawali Press, 2012.

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007


Mulyana, Dedi, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Munir, Abdullah, Membangun Komunikasi Efektif: Sebuah Upaya Mewujudkan Sekolah yang Membahagiakan, Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2012.

Nasution, Metodologi Research (Penelitian

Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Nasir, Sahilun A. Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problema Remaja, cet. Ke-2, Jakarta: Kalam

Mulia, 2002

Nurdin, Nurdin, Stockdale, Rosemary, & Scheepers, Helana. (2014a). Coordination and Cooperation in E-Government: An Indonesian Local E-Government Case The Electronic Journal of Information Systems in developing Countries, 61(3), 1-21.

Nurdin, Nurdin. (2018). Institutional Arrangements in E-Government Implementation and Use: A Case Study From Indonesian Local Government. International Journal of Electronic Government Research (IJEGR), 14(2), 44-63. doi: 10.4018/ijegr.2018040104

Nurdin, Nurdin, Stockdale, Rosemary, & Scheepers, Helana. (2014b, 6-9 Jan.

2014). 

The Role of Social Actors in the Sustainability of E-Government Implementation and Use: Experience from Indonesian Regencies. Paper presented at the System Sciences (HICSS), 2014 47th Hawaii International Conference on System Science.

Nurdin, Nurdin, & Aratusa, Zana Chobita. (2020). Benchmarking level interactivity of Indonesia government university websites. TELKOMNIKA Telecommunication, Computing, Electronics and Control, 18(2), 853-859.

Prawiradilaga, Dewi Salma, Kawasan Teknologi Pendidikan, Cet ke-1; Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012.

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009

Rahardjo, Fitri, dkk, Himpunan Lengkap Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Jogjakarta: Saufa, 2014.

Ramayulis, Metodologi PAI, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, Jakarta:

Rajawali Pers, 2010.

Sa’ud, Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan,

cet ke-1; Bandung: AlfaBeta, 2008. Sagala, Syaiful. Kemampuan Professional

Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2009.

Ricardo, Rini Intansari Meilani, Impak Minat Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol.1_No.1 Juli 2017.

Roben, Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2008.

Roben, Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2008.

Robert C. & Stren J. Tailor, Kualitatif, Dasar-Dasar Penelitian, Usaha Nasional, 1993.

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Cet. Ke-1.,Jakarta: Kerja Sama Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan Jakarta Pers, 2007.

Rusli, R., Hasyim, M. S., & Nurdin, N. (2021). A New Islamic Knowledge Production And Fatwa Rulings: How Indonesia’s Young Muslim Scholars Interact With Online Sources. Journal of Indonesian Islam, 14(2), 499-518.

Rusli, R. (2020). The Role of Family in Preventing Social Conflict in Society From Islamic Perspectives. Hunafa: Jurnal Studia Islamika, 17(1), 108-122.

Rusli, R. (2018). Fikih Ekologi dan Kearifan Tradisional: Tinjauan Terhadap Konsep Ihya' al-Mawat dan Hima. Hunafa: Jurnal Studia Islamika, 5(3), 287-298.

Rusli, R. (2014c). Teaching Usul al-Fiqh: A Multicultural Education Model. Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam, 14(2), 447-464.

Saefullah, Manejemen Pendidikan Islam, cet. 1, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Salisah, Nikmah Hadiati, Ilmu Komunikasi, Pasuruan: LunarMedia, 2012.

Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Sardiman, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Sardiman, Interaksi dan Aktivitas Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2004

Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Singer, Kurt, Membina Hasrat Belajar di Sekolah,  (Terj.   Bergman Sitorus), Cet. IV;   Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cet. VI, Jakarta :Rineka Cipta, 2013.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Soyomukti, Nurani, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2010.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kualitatif, dan R danD Bandung: Alfabeta, 2008.

Suardi, Edi, Pedagogik, Bandung: Angkasa OFFSET, 1979.

Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2005.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2005

Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-ruzz, 2006.

Suryobroto,   Proses   Belajar   Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997

Sumantri, Mulyani, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta, UT, 2007.

Surahmad, Winarno, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: Badan Penerbit IKIP Bandung, 1968.

Surya,   Kapita   Selekta   Kependidikan SD, Jakarta: UT, 2001.

Tampubolon, D.P Mengembangkan Minat Membaca pada Anak, Cet. VI; Bandung: Angkasa, 2003..

Tanzeh, Ahmad, Metode Penelitian Praktis, Jakarta: Bina Ilmu, 2004.

Uhbiyati, Nur dan Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan Islam I, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998.

Umar, Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tasir Bisnis,, Cet. IV ; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000.

Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi

Pembelajaran, cet ke-2; Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Indeks Gramedia, 2005. 

Wahab dkk, Kompetensi Guru Agama Bersertifikasi, Semarang: Robar

Bersama, 2011.

Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008.

Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002.

WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1984.


Komentar

Postingan Populer